Simalungun, Sinata.id – Warga Nagori Mariah Jambi, Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi, Kabupaten Simalungun, memulai pembangunan jembatan penghubung secara swadaya setelah jembatan tersebut ambruk sejak Februari 2025 dan belum mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah nagori setempat.
Saat ini, warga juga telah membangun jembatan darurat dari kayu untuk bisa dilalui pejalan kaki dan sepeda motor.
Ketua panitia pembangunan M Amin menyampaikan bahwa proyek telah berjalan hampir satu bulan dan hingga kini dana yang terkumpul telah mencapai sekitar Rp 200 juta.
“Kalau sampai selesai, mungkin akan menghabiskan sekitar Rp 700 juta,” ujarnya pada Selasa (28/5/2025).
Jembatan ini merupakan akses vital yang menghubungkan Nagori Senio, Kecamatan Gunung Malela, dengan Nagori Mariah Jambi, Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi.
Jembatan tersebut menjadi jalur utama masyarakat untuk berbagai aktivitas, termasuk akses anak-anak ke sekolah, warga yang bekerja di luar nagori, hingga distribusi hasil pertanian seperti jagung dan mentimun.
“Ada jalan alternatif, tapi harus memutar sekitar 6 kilometer lewat simpang Batu 8. Kalau lewat sini, hanya sekitar 400 meter ke simpang Batu 13 Jalan Asahan,” tuturnya.
Selain sebagai jalur aktivitas warga, jembatan ini juga menjadi akses utama menuju objek wisata lokal, Pemandian Alam Sejuk (PAS), yang terletak di Nagori Mariah Jambi. Dampak dari kerusakan jembatan ini juga dirasakan sektor pariwisata.
“Pengunjung PAS turun 50 persen. Biasanya 10.000 orang per bulan, sekarang paling banyak 5.000,” tambahnya.
Meski pemerintah daerah dan pihak kecamatan sudah sempat meninjau lokasi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga kini belum ada kejelasan mengenai penanganan dari pihak berwenang.
“Kita tau lah bagaimana proses pemerintahan. Karena itu, masyarakat memilih bergerak sendiri demi kepentingan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, pengawas pembangunan A Purba menyebutkan bahwa selain memperbaiki, mereka juga berencana melebarkan jembatan. “Untuk struktur utama, kami pakai balok T dari besi. Saat ini sudah tersedia 60 balok, dan kalau ingin dilebarkan semua, total dibutuhkan sekitar 200 balok,” jelasnya.
Struktur pondasi juga diperkuat dengan campuran bata dan cor besi agar lebih tahan beban. Jembatan lama yang dibangun sejak awal 1900-an diketahui tidak menggunakan besi dalam pondasinya. “Sekarang sudah menggunakan cor-an dan besi, dan diperkirakan mampu menahan beban hingga 5 ton,” ucapnya.
Ia menuturkan jika dana segera mencukupi, pembangunan permanen ditargetkan rampung dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan.
Pangulu Mariah Jambi, Darwis Tambunan, mengaku mengetahui kegiatan masyarakat tersebut dan ia juga mencoba membantu masyarakat itu dalam hal menjalani proposal yang dilakukan untuk pembangunan jembatan itu.
“Kita sangat apresiasi kegiatan mereka, kita juga sudah WA Pak Anton (Bupati, red) soal proposal yang mereka buat, mudah mudahan dibantu juga, ” katanya.
Dinyatakannya, bukan pemerintah nagori tidak mau bersikap dalam pembangunan. “Kan harus ada prosesnya. Ini masyarakat sudah berinisiatif sendiri, itu sangat positif. Kitanya yang berharap pembangunan tersebut bisa berjalan dengan baik.
Sementara, Kepala BPBD Simalungun, Resman Saragih, mengatakan, mereka sudah meninjau lokasi tersebut dan saat ini sudah mereka melaporkan kepada Bupati Simalungun
“Tapi kan ada prosesnya. Belum bisa direalisasikan. Kita sangat salut dengan masyarakat yang tergerak sendiri untuk membangun itu, ” ujarnya, Rabu 28 Mei 2025 sekira jam 12.30 WIB.
Menurutnya, nanti bila hal tersebut ditampung dalam anggaran BPBD mereka akan menghitung apa yang telah dikerjakan oleh masyarakat tersebut. (Akb)