Tidak ada pertengkaran. Tidak ada tanda-tanda bahaya.
Setelah makan, Waldi ikut ke rumah Erni. Semua tampak normal, sampai waktu menunjukkan pukul 2.30 pagi.
Baca Juga: Fakta Keji di Balik Wajah Polos Bripda Waldi Usai Perkosa Dosen Erni
Detik-Detik Mencekam di Jam 3 Pagi
Menurut pengakuan pelaku, sekitar jam 3 pagi, suasana berubah tegang.
Dari yang awalnya mesra, tiba-tiba berubah menjadi pertikaian sengit. Cekcok itu berujung maut.
Dalam emosi yang meledak, Waldi mencekik sang dosen, lalu menindih tubuhnya hingga lemas tak bernyawa.
Tapi tragedi belum berhenti di situ, sebelum mengakhiri nyawa korban, pelaku juga sempat memperkosanya.
Setelah memastikan korban tak lagi bernapas, Waldi mengambil sejumlah barang berharga milik Erni, diduga untuk menutupi jejak kejahatannya.
Namun langkahnya tak sejauh itu. Polisi bergerak cepat, dan tak butuh waktu lama untuk menangkapnya.
Baca Juga: Diduga Jalin Hubungan Gelap, Usia Brigadir W dan Dosen IAKSS Terpaut Jauh
Korban Adalah Dosen Disiplin yang Dikenal Baik
Erni bukan sembarang dosen. Ia adalah Ketua Program Studi S1 Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo.
Rekan-rekannya mengenangnya sebagai sosok teladan, pekerja keras, dan penuh empati.