Sinata.id – Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) berubah menjadi zona bencana setelah hujan deras tanpa henti selama beberapa hari memicu banjir besar dan deretan longsor. Satu keluarga tewas di Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Selasa (25/11/2025) pagi dalam peristiwa ini.
Aroma tanah basah, serpihan kayu, dan rumah-rumah yang luluh lantak menyambut warga saat matahari baru terbit.
Di Dusun 1 Desa Mardame, suara tangis pecah ketika tim gabungan menemukan empat jasad, seorang ibu dan tiga anaknya, tertimbun material longsor yang menerjang rumah mereka saat semua sedang terlelap.
Baca Juga: Bencana Longsor Tapteng, Satu Keluarga Lenyap, Desa Mardame Berkabung
Duka di Mardame
Kepala Desa Mardame, Master Gultom, menjadi orang pertama yang curiga.
Rumah keluarga Poliman Lumbantobing tampak tertutup rapat, lampu padam, dan bagian belakang bangunan terlihat ambruk.
“Begitu kami dobrak pintu dan masuk, kamar bagian belakang sudah rata dengan tanah,” ujar Master, Selasa (25/11/2025).
Dalam ruangan sempit yang dipenuhi lumpur dan papan pecah, warga menemukan tubuh Dewi Hutabarat (33) beserta tiga anaknya, Tio Arta Rouli (7), Vania Aurora (4), dan Ilona (3).
Semua ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Sang ayah, Poliman Lumbantobing (37), selamat karena sedang bekerja sebagai sopir angkutan luar kota.
Ia pulang tergesa setelah menerima kabar, namun yang menyambutnya adalah empat peti jenazah di rumah keluarga.
“Rasanya dunia runtuh,” ucap salah seorang kerabat singkat.
Bhabinkamtibmas, Aipda Rindu Hutabarat, bersama warga melakukan evakuasi dengan peralatan seadanya.
Lumpur setinggi paha menutup sebagian badan rumah, sementara hujan deras terus turun, mengancam longsor susulan.
“Semua orang bekerja dalam diam. Yang terdengar cuma isak dan komando pendek supaya hati-hati,” kata seorang warga.
Baca Juga: Awan Cumulonimbus Mendominasi Langit Sumut, BMKG Ingatkan Potensi Badai hingga 27 November
Banjir Meluas, 8 Kecamatan Tenggelam, Jalan Nasional Putus
Tragedi di Mardame menjadi bagian kecil dari bencana besar yang melanda Tapteng dan Kota Sibolga.
Banjir setinggi pinggang hingga dua meter merendam ribuan rumah, menyeret kayu dari bukit, dan memutus sejumlah jalur vital.
Beberapa titik banjir parah meliputi:
-
Kecamatan Pandan: Kelurahan Sibuluan Indah, Lubuk Tukko, Perumahan Pandan Asri
-
Kecamatan Sarudik: Pasir Bidang, Pondok Batu, Sibuluan Nalambok
-
Kecamatan Tukka: Kampung Sigotom, Hutanabolon