Polda Metro Jaya kini mengambil alih penanganan seluruh laporan yang sebelumnya tersebar di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Aparat membuka pusat layanan pengaduan khusus dan mengimbau masyarakat yang merasa dirugikan untuk segera melapor guna pendataan dan pengembangan perkara.
Penyidik menyebut motif dugaan penipuan mengarah pada faktor ekonomi.
Modus yang digunakan antara lain menawarkan paket dengan harga sangat murah dan bonus berlebih, namun layanan inti seperti katering, dekorasi, hingga dokumentasi tidak terealisasi meski pembayaran telah diterima.
Tak hanya calon pengantin, sejumlah vendor rekanan juga mengaku mengalami kerugian karena tidak menerima pembayaran atas jasa yang telah diberikan.
Total kerugian yang dilaporkan disebut mencapai puluhan miliar rupiah, dengan jumlah korban yang masih berpotensi bertambah.
Baca Juga: Kebakaran Gedung Terra Drone Tewaskan 22 Orang, Korban Berhasil Teridentifikasi
Dari Flexing ke Ruang Penyidikan
Sebuah video resepsi pernikahan tanpa makanan di meja tamu berubah menjadi awal terbongkarnya dugaan penipuan besar-besaran yang menyeret nama pemilik wedding organizer (WO) Ayu Puspita Dinanti.
Perempuan yang selama ini dikenal kerap memamerkan gaya hidup mewah di media sosial itu kini justru duduk sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan dana klien.
Kasus ini mencuat setelah para calon pengantin dan vendor beramai-ramai bersuara di platform Threads dan TikTok pada 7–8 Desember 2025.
Mereka mengklaim telah membayar penuh paket pernikahan, namun di hari H, layanan yang dijanjikan, terutama katering dan food stall, tidak muncul sama sekali.
“Teman aku married, ditipu mereka. Catering nggak datang, ditelepon nggak diangkat, owner-nya hilang begitu saja. Dan hari ini yang kena bukan cuma satu, tapi delapan wedding di tanggal yang sama,” tulis akun @cindyangelina di Threads, sambil membagikan tangkapan layar akun Instagram yang diduga milik Ayu Puspita Dinanti.
Paket Mewah Harga Murah, Tapi Tamu Pulang dengan Perut Kosong
Dari berbagai utas yang beredar, pola yang diceritakan korban hampir serupa: iming-iming paket “all in” dengan harga murah dan bonus menggiurkan, tetapi eksekusi di lapangan berantakan.
Salah satu korban dengan akun @jumiyy_ mengaku telah menyetor uang muka (DP) Rp50 juta untuk menggunakan jasa vendor milik Ayu.
“Hari ini seharusnya Madelief Wedding ada test food. Tapi pas aku samperin ke Condet Park, nggak ada apa-apa. Kosong. Jahat banget lo, Ayu. Aku sudah DP Rp50 juta,” keluhnya.
Dalam video lain yang viral, tampak dekorasi pernikahan sudah tertata rapi di dalam gedung: pelaminan berdiri, kursi tamu berbaris, dan minuman tersaji.
Namun tak satu pun hidangan utama hadir di meja. Para tamu hanya menemukan minuman yang diduga jus jambu.
Bukan hanya satu resepsi. Dalam beberapa utas, korban menyebut dalam satu tanggal yang sama, ada delapan acara pernikahan yang dikerjakan WO Ayu.
Sekitar enam di antaranya dilaporkan tidak mendapatkan katering sama sekali.
“Gila, orang nikah nggak ada makanan. Itu konsepnya apa?” tulis salah satu warganet, menanggapi ramai-ramai curhat korban.
Dari Flexing ke Akun Terkunci
Di tengah gelombang protes, warganet mulai membongkar jejak digital Ayu Puspita Dinanti.
Ia diketahui mengelola sedikitnya tiga akun Instagram: akun pribadi @ayupuspitadinanti, serta dua akun bisnis @byayupuspitaa dan @madeliefwedding yang selama ini dipakai mempromosikan jasa WO dan vendor pernikahan.
Akun pribadi Ayu kini digembok. Sementara dua akun bisnisnya masih aktif, namun kolom komentar dibatasi sehingga publik tak lagi bisa menuliskan protes secara terbuka.
Padahal, sebelum kasus ini mencuat, unggahan Ayu di media sosial dipenuhi momen jalan-jalan ke luar negeri, gaya hidup yang dinilai “wah”, dan promosi paket pernikahan dengan berbagai bonus: mulai dari hotel honeymoon di Bali hingga booth kopi dan pizza ratusan porsi.
“Instagram owner-nya isinya jalan-jalan semua. Hasil nipu wedding orang, kata orang-orang,” tulis salah satu komentar yang dibagikan ulang warganet.






